Menyalurkan Tenaga Lawan Merupakan Teknik Dasar Silat
Anda pernah melihat betapa indahnya gerakan beladiri Aikido dalam mempermainkan tenaga lawannya hingga jatuh bangun dibuatnya?
Di dalam beberapa aliran silat, konsep mengalirkan tenaga lawan bukanlah sesuatu yang aneh. Saya ambil contoh pada beberapa aliran Maen Po (silat Sunda) teknik buang kelid atau piceunan (dalam bahasa Sunda) sudah merupakan teknik dasar yang harus dimiliki.
Contohnya pada aliran Cikalong, memanfaatkan tenaga lawan akan menghasilkan hasil yang lebih efektif dibandingkan dengan mengadu tenaga dengan lawan. Dengan menangkis serangan lawan misalnya. Apalagi kalau ukuran badan dan tenaga lawan sangat besar dan tidak mungkin ditandingi dari segi tenaga.
Saya teringat ketika latihan Sabtu dulu di Padepokan Pencak Silat Taman Mini, seorang teman bercerita ketika dia ditunjukkan cara menghindari teknik kuncian tangan dengan cara cikalongnya Pak Azis (Guru besar perguruan silat Cikalong Pancer Bumi). Caranya adalah dengan mengikuti tenaga lawan dan merapatkan lengan ke badan tanpa memberikan tenaga tolakan. Otomatis kuncian tangan dapat dilepaskan meski yang mengunci lebih besar tenaganya.
Teknik seperti ini dikenal dengan istilah isi-kosong (eusi-kosong), dimana sebagai pesilat dapat mengetahui kapan harus dilawan dengan tenaga dan kapan diberi tenaga kosong.
Sepertinya konsep ini juga dianut oleh aliran lain seperti Aikido. Semakin terasah rasa kita ketika mengetahui kapan tenaga lawan habis maka semakin sempurna kita berlatih tenaga eusi-kosong ini.
Salah satu syarat untuk melatih ini adalah dengan melatih jurus dengan cara menempel lawan atau bahasa Sundanya adalah ulin napel atau usik. Dengan semakin sering kita usik, akan semakin terlatih rasa kita dalam mengukur dan menyalurkan tenaga lawan dengan menggunakan tenaga isi dan kosong (eusi-kosong).
Hal lain yang perlu dilihat dalam pengaturan tenaga ini adalah kekuatan terbesar dalam tenaga adalah tenaga putaran (circle power). Ini bisa dilihat dalam setiap gerakan Aikido, dimana semua tenaga lawan akan dialirkan sesuai dengan tenaga putaran. Begitu tenaga lawan habis maka tibalah waktunya kita untuk menyerang balik.
Tenaga putaran ini tidaklah cukup dengan hanya memutar badan saja tetapi harus diimbangi dengan kelincahan gerak kaki yang sangat terlatih dalam menyalurkan tenaga lawan.
Di dalam silat, teknik seperti ini sudah ada dan sangat familiar dilakukan di kalangan pesilat tradisional seperti terlihat bagaimana silek Sumatra (kumango atau silek tuo) melakukan gerakan putar yang sudah merupakan bagian dan ciri aliran ini. Sedangkan di penca (istilah silat di Sunda) sendiri setiap jurus maen po memiliki metoda untuk melatih langkah yang disebut dengan pancer.
Jadi dalam menyalurkan tenaga lawan, silat tidak kalah dengan beladiri lain bahkan jurusnya lebih kaya dari beladiri lainnya.
Sumber :
Kiki Rizki Noviandi at www.silatindonesia.com
Kamis, 27 Agustus 2009
Menyalurkan Tenaga Lawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar