Sepuluh Butir Mutiara Dari Bapak Pembina Pencak Silat
Ex Presiden Republik Indonesia Muhammad Suharto
1.Penggalian pencak silat sebagai salah satu akar budaya rumpun Melayu yang kaya dengan ragam dan corak serta sarat dengan nilai-nilai luhur, perlu dilaksanakan terus menerus.
2. Pelestarian Pencak Silat sebagai budaya tradisional agar tetap memelihara kemurnian ajaran para leluhur dalam membentuk watak serta pribadi mulia.
3. Pembinaan Pencak Silat dalam segala aspeknya agar tetap diarahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berbakti kepada orang tua, masyarakat dan bangsanya.
4. Pengembangan Pencak Silat agar tetap diarahkan kepada upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, kemampuan untuk mandiri serta pantang mundur dalam meraih prestasi.
5. Pemantapan Pencak Silat sebagai tanggung jawab bersama agar dilaksakan sedemikian rupa melalui berbagai upaya yang menartik peran berbagai pihak baik di kawasan sumber asal Pencak Silat maupun di mancanegara.
6. Peningkatan Pencak Silat agar diarahkan tidak saja kepada peningkatan teknik dan prestasi, tetapi juga peningkatan pengamalan keseluruhan nilai yang dikandung Pencak Silat yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
7. Penerapan Pencak Silat dengan kemajuan ilmu dan teknologi agar dilakukan terus menerus tanpa menggeser nilai-nilai hakiki Pencak Silat melalui berbagai upaya penelitian dan uji coba.
8. Perilaku Pencak Silat sebagai panutan, harus terus menerus dipelihara untuk mempertahankan harkat dan martabat Pencak Silat.
9. Kerukunan dan persatuan Pencak Silat diantara unsur sumber Pencak Silat merupakan syarat mutlak untuk tetap berkibarnya panji-panji kebesaran Pencak Silat.
10. Penampilan Pencak Silat dalam pengembangannya di mancanegara haruslah dilaksanakan sebagaimana layaknya tugas dan tanggung jawab duta budaya.
Lestarikan dan Kembangkan Pencak Silat IPSI
Jakarta 1 Agustus 1994.
Sumber:
www.silatindonesia.com
Selengkapnya...
Kamis, 27 Agustus 2009
Sepuluh Butir Mutiara
Menyalurkan Tenaga Lawan
Menyalurkan Tenaga Lawan Merupakan Teknik Dasar Silat
Anda pernah melihat betapa indahnya gerakan beladiri Aikido dalam mempermainkan tenaga lawannya hingga jatuh bangun dibuatnya?
Di dalam beberapa aliran silat, konsep mengalirkan tenaga lawan bukanlah sesuatu yang aneh. Saya ambil contoh pada beberapa aliran Maen Po (silat Sunda) teknik buang kelid atau piceunan (dalam bahasa Sunda) sudah merupakan teknik dasar yang harus dimiliki.
Contohnya pada aliran Cikalong, memanfaatkan tenaga lawan akan menghasilkan hasil yang lebih efektif dibandingkan dengan mengadu tenaga dengan lawan. Dengan menangkis serangan lawan misalnya. Apalagi kalau ukuran badan dan tenaga lawan sangat besar dan tidak mungkin ditandingi dari segi tenaga.
Saya teringat ketika latihan Sabtu dulu di Padepokan Pencak Silat Taman Mini, seorang teman bercerita ketika dia ditunjukkan cara menghindari teknik kuncian tangan dengan cara cikalongnya Pak Azis (Guru besar perguruan silat Cikalong Pancer Bumi). Caranya adalah dengan mengikuti tenaga lawan dan merapatkan lengan ke badan tanpa memberikan tenaga tolakan. Otomatis kuncian tangan dapat dilepaskan meski yang mengunci lebih besar tenaganya.
Teknik seperti ini dikenal dengan istilah isi-kosong (eusi-kosong), dimana sebagai pesilat dapat mengetahui kapan harus dilawan dengan tenaga dan kapan diberi tenaga kosong.
Sepertinya konsep ini juga dianut oleh aliran lain seperti Aikido. Semakin terasah rasa kita ketika mengetahui kapan tenaga lawan habis maka semakin sempurna kita berlatih tenaga eusi-kosong ini.
Salah satu syarat untuk melatih ini adalah dengan melatih jurus dengan cara menempel lawan atau bahasa Sundanya adalah ulin napel atau usik. Dengan semakin sering kita usik, akan semakin terlatih rasa kita dalam mengukur dan menyalurkan tenaga lawan dengan menggunakan tenaga isi dan kosong (eusi-kosong).
Hal lain yang perlu dilihat dalam pengaturan tenaga ini adalah kekuatan terbesar dalam tenaga adalah tenaga putaran (circle power). Ini bisa dilihat dalam setiap gerakan Aikido, dimana semua tenaga lawan akan dialirkan sesuai dengan tenaga putaran. Begitu tenaga lawan habis maka tibalah waktunya kita untuk menyerang balik.
Tenaga putaran ini tidaklah cukup dengan hanya memutar badan saja tetapi harus diimbangi dengan kelincahan gerak kaki yang sangat terlatih dalam menyalurkan tenaga lawan.
Di dalam silat, teknik seperti ini sudah ada dan sangat familiar dilakukan di kalangan pesilat tradisional seperti terlihat bagaimana silek Sumatra (kumango atau silek tuo) melakukan gerakan putar yang sudah merupakan bagian dan ciri aliran ini. Sedangkan di penca (istilah silat di Sunda) sendiri setiap jurus maen po memiliki metoda untuk melatih langkah yang disebut dengan pancer.
Jadi dalam menyalurkan tenaga lawan, silat tidak kalah dengan beladiri lain bahkan jurusnya lebih kaya dari beladiri lainnya.
Sumber :
Kiki Rizki Noviandi at www.silatindonesia.com
Selengkapnya...
Minggu, 23 Agustus 2009
Padepokan Pencak Silat Indonesia
Padepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu. Padepokan yang disediakan untuk belajar dan mengajar Pen-cak Silat dinamakan Padepokan Pencak Silat.
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) adalah padepokan berskala nasional dan internasional yang berlokasi di di tas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektar di kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas total selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1997.
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :
1. Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang menyangkut Pencak Silat.
2. Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubu-ngan dengan upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran dan pening-katan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya.
3. Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat Indonesia.
4. Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan diantara masyarakat Pencak Silat di berbagai negara.
5. Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni : Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.
Sumber :
id.wikipedia.org
Selengkapnya...
Pencak Silat di Dunia
Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olah raga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah raga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional.
Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.
Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2002 mengambil tempat di Penang, Malaysia pada Desember 2002.
Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga, masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan perguruan.
Sumber :
id.wikipedia.org
Selengkapnya...
Aspek dan bentuk Silat
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olah raga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.
Sumber :
id.wikipedia.org
Selengkapnya...
Istilah Dalam Silat
Sikap dan Gerak
Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.
Teknik
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
Sumber :
id.wikipedia.org
Selengkapnya...
Sejarah Silat
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat. Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
sumber :
id.wikipedia.org
Selengkapnya...
Pencak Silat
Pencak Silat atau Silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa), adalah nama organisasi yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara.
Sumber :
id.wikipedia.org
Selengkapnya...
Teknik
Teknik Tri Susila terdiri dari teknik pukulan, tangkisan, tendangan, dan teknik senjata. Serta teknik kuncian dan teknik menjatuhkan. Teknik khas Tri Susila adalah pukulan siku, yaitu teknik menyerang atau belaan dengan menggunakan siku dan teknik menjatuhkan seperti menarik atau mendorong. Selengkapnya...
Filosofi
Trisusila memiliki arti tiga perbuatan mulia.
Tiga perbuatan tersebut adalah:
1.Susila Batin
2.Susila Ucapan
3.Susila Perbuatan
Pesilat Trisusila harus bisa mengerti dan mengamalkan
tiga susila tersebut, yaitu bisa
berpikir mulia, berkata mulia & berkelakuan mulia.
Selengkapnya...
Sejarah Tri Susila
Pada jaman kerajaan Mataram masyarakat Yogyakarta & sekitarnya mengembangkan pencak silat sambil mengajarkan agama Islam. Trisusila adalah salah satu perkumpulan pencak silat dikala itu. Pada awalnya Trisusila hanya sebuah perkumpulan yg dibentuk oleh para pendekar Mataram. Hingga pada jaman penjajahan Trisusila diresmikan menjadi sebuah perguruan silat oleh bpk. Tajudin di kabupaten Purworejo desa Cangkrep kidul. Beliau adalah salah satu pendekar Trisusila yang ingin tetap mengembangkan pencak silat dikala itu, dari sekitar tahun 1940 sampai sekarang Trisusila terus berkembang di Jawa Tengah. Sampai pada tahun 1997 Trisusila mulai dikembangkn di DKI JAKARTA, khususnya di wilayah Jakarta Timur. Hingga saat ini Trisusila terus berkembang & telah terdaftar pada Ikatan Pencak Silat Indonesia(IPSI). Selengkapnya...
Sabtu, 22 Agustus 2009
Selamat Menjalankan Ibadah Puasa
Yoooow...
bulan puasa dah memasuki hari pertama....
kami selaku pengurus PSN Trisusila mengucapkan
selamat menunaikan ibadah puasa...
semoga semua amal ibadah yang kita jalankan diterima oleh Allah SWT,
dan kita semua dapat menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas dan hati bersih dari awal ramadhan hingga akhir nanti....
serta tak lupa kami doakan semoga kita semua akan menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya....
Amin,,,,,
Selengkapnya...